Ada
pelangi yang melengkung indah di halaman sekolah kita
kala
hujan menyapa rerumputan
Lalu
warnanya serupa indah duniamu,
tertawa
lepas, berlari riang bersama teman-teman
Ada
cerita pendek yang kau ukir dalam diary hitammu
Sejak
kau mulai suka menulis cerita
Lalu
kau akan datang padaku, dan berkata :
“Pak
guru, kita sudah menulis cerita, tapi belum selesai..”
“Kapan
pak guru bisa membacanya?” sergahku.
“Nanti
kalau sudah selesai..” jawabmu
Sayang,
tahukah kau bahwa saat ini pak guru sedang ingin membaca?
Sudikah
kau kembali menyelesaikan ceritamu?
Sayang,
entah apa yang sedang bermain dalam duniamu saat ini
Sesuatu
itu membawamu lari, menjauh dari rumah kita
Sesuatu
yang hendak pak guru tangkap dan ikat dalam tembok beton
Agar
ia tak kembali merebut kau, atau siapapun dari rumah kita
Di
sini, di rumah kita
Pak
guru dan teman-temanmu menggelar tikar
Lalu
kami akan hidangkan selebar-lebar telinga jika kau nak bercerita
Lalu
kami akan hidangkan selapang-lapang bahu jika kau nak bersandar
Lalu
kami akan hidangkan setangguh-tangguh lengan jika kau butuh dekapan
Lalu
kami akan hidangkan seramai-ramai dunia jika kau merasa terasing
Sayang,
sudikah kau kembali merapat dalam pelukan kami?
Sebab
kami rindu, rindu yang putih!
Sayang,
sudikah kau datang dengan sungging senyummu?
Sebab
kami rindu, rindu yang sungguh!
Lalu
kita akan memulai pagi dengan keceriaan yang membuat seisi dunia cemburu!
*untuk Rara, saat memikirkanmu anakku, 04/12/2013, 18:03.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar