Syarif Husni's Greeting

Minggu, 03 April 2011
Sajak Sesal
Haruskah begini?
Tak ada ruang untuk bicara
Tentang rindu yang mati
Diujung keris egoku dan egomu
Tentang mimpi yang pupus
Dibawah pelangi yang tak kunjung hujan
Haruskah kita rubuhkan?
Gubuk mimpi yang hampir sempurna kita bangun
Dengan atap daun rindu dan lantai yang kita sulam dari butir-butir setia
Tidakkah kau ingat betapa kita memisahkan kerikil-kerikil kecil dari pasir komitmen yang kita ciduk di kedalaman sungai hati?
“Ini akan merusak bangunan rumah kita. Ia harus dibuang!” katamu.
Kemudian kita melukis bersama
tentang syurga yang ‘nak kita pinjam dan kita bawa pulang
oh seandainya pagi tidak terlalu dini menyapa
bukankah kita masih bisa melanjutkan mimpi?
Mimpi yang pupus itu
Dibawah pelangi yang tak pernah kunjung hujan
Lombok, 030411 pkl 19.20
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar