Pagi tadi, Kota Surabaya menjadi saksi kisahmu
Petak kamar Rumah Sakit itu menyempurnakan takdirmu
Tentang sepi yang
kini memelukmu hingga sesak
Belum genap dua
tahun, dua malaikatmu pergi
Tinggallah kau
menatap keranjang-keranjang kenangan.
Sobat, aku tahu
betapa sesaknya kehilangan
Sesaknya melebihi
ribuan gumpalan polusi menyerbu paru-parumu dan membakarnya hangus
Sesak yang paling
sesak
Aku juga paham
betapa sepinya ditinggalkan
Sepinya melebihi
hening rimba digulita malam tanpa cericit burung atau desau angin
Sepi yang paling sepi.
Dan pagi ini, kubuka
keranjang-keranjang kenangan itu
Tentang dua
malaikatmu.
Ah, kau beruntung
memiliki mereka
Menjagamu sepenuh-penuh
kasih
Melindungimu segagah-gagah
perlindungan
Menjadi tempatmu
bermanja merebahkan diri
Sesekali menjadi
tempatmu tumpahkan keluh kesah.
Sobat,
Pagi ini izinkan aku
memberitahumu sesuatu
Bahwa sayangnya DIA
melebihi segala
Pun cintamu pada
mereka bukan apa-apa
Sebab itulah, mereka
menjahit spasi antara dirinya dan dirimu.
Mereka tak pergi,
percayalah.
Dua malaikatmu masih
ada, bahkan lebih dekat padamu
Pada getar hatimu
ketika nama mereka disebut
Pada khusuk sujudmu didepan pintu Sang Pemilik Jiwa.
Sobat, seandainya
kau ridhoi
Ingin aku peluk
ragamu,
Agar tak sendiri kau
berduka
Lalu berdua kita
senandungkan doa-doa
Untuk mereka, dua
malaikatmu..
“Innalillahi wa inna ilaihirrooji’unn.
Allahummagfirlahu, warhamhu, wa’afihii wa’fuanhu. Allummagfirlana dzunuubanaa
waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayaanisshogiiraa..”
Sempurna sudah
sepimu kini..
*Pagi dlm duka, BSA, 07/07/2013.
**untuk Rahmat Adi Putra : mengenang dua malaikatmu, Ummi-Papa.
**untuk Rahmat Adi Putra : mengenang dua malaikatmu, Ummi-Papa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar